Kamis, 17 Oktober 2013

Hagia Sophia ; Gereja Jadi Masjid

Hagia Sophia berasal dari bahasa Yunani Aγια Σοφία yang berarti Kebijaksanaan Suci. Digunakan sebagai gereja selama 916 tahun sejak dibangun tahun 537 dan beralih fungsi sebagai masjid selama 481 tahun. Kubah bangunan ini memiliki tinggi 55,6 meter dan dianggap sebagai lambang arsitektur Bizantium dan juga menjadi katedral terbesar di dunia selama hampir 1000 tahun. Sebenarnya pada tahun 360, Kaisar Constantine pernah membangun sebuah bangunan besar bernama Megalo Ekklesia (the Great Church) di tempat Hagia Sophia berdiri saat ini, namun terbakar pada tahun 404, lalu baru pada tahun 537 dibangun Hagia Sophia.

Hagia Sophia merupakan salah satu tempat wisata di Turki yang sangat menarik untuk dikunjungi. Berlokasi di Archeological Park di Istanbul, Turki, Hagia Sophia beserta beberapa bangunan lain seperti Masjid Sultanahmed, Basilica Cistern, dan Topkapi Palace, sejak 1985 oleh UNESCO  ditetapkan menjadi salah satu warisan budaya dunia yang harus dilindungi.


Hagia Sophia atau dikenal juga dengan Aya Sofiya, menyimpan banyak sejarah di masa Kekaisaran Byzantium. Dibangun di atas tanah dengan lebar 70 meter dan ketinggian 75 meter dengan dome (kubah) berdiameter 31 meter, bangunan ini bisa dibilang sangatlah megah.

Pada tahun 306 di masa Kekaisaran Byzantium, di kota Konstantinopel yang merupakan cikal bakal kota Istanbul, Gereja Konstantin dibangun. Lokasi Gereja Konstantin inilah yang merupakan lokasi Gereja Hagia Sophia. Sebelum dijadikan gereja, Lokasi Gereja Konstantin itu sendiri awalnya juga merupakan tempat penyembahan masyarakat. Jadi, lokasi Hagia Sophia memang merupakan lokasi yang menyimpan banyak cerita masa lalu tentang kehidupan beragama menusia di masa lalu.

Pada tahun 404, terjadi kerusuhan di Konstantinopel. Perusuh membakar apa saja termasuk Gereja Konstantin. Kerusuhan itu membuat bangunan Gereja Konstantin rusak parah. Selanjutnya, pada tahun 405 Theodosius II memerintahkan untuk membangun gereja kembali. Namun sayang, lagi-lagi gereja harus rusak karena kerusuhan Nika pada tahun 532.

Justinian yang pada waktu itu menjadi kaisar di Konstaninopel memerintahkan Anthemius dan Isidor untuk membangun gereja kembali. Anthemius dan Isidor sebenarnya bukanlah arsitek. Anthemius adalah ahli Matematika dan Fisika sementara Isidor adalah ahli Geometri dan Mesin. Menariknya, mereka berdua tidak punya pengalaman dalam hal arsitek.

Selama pembangunan Gereja ini, Justinian punya ambisi untuk membangun suatu gereja dengan dome yang sangat besar. Untuk mewujudkan impian Justinian, dengan dibantu sepuluh ribuan pekerja, Anthemius dan Isidor bekerja keras untuk mewujudkannya.
 
Bahan bangunan didatangkan dari berbagai negara seperti Syria dan Mesir untuk membuat bangunan benar-benar sesuai harapan dan megah. Selain itu, bahan bangunan juga dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan bangunan sangat kuat dan kokoh. Untuk dindingnya, batu bata penyangga bangunan dibuat dari tanah liat yang dibakar dengan teknik pembakaran tertentu sehingga batu batanya lebih solid. Tanah liat, semen dan pasir untuk merekatkan batu bata juga menggunakan bahan yang membuat bangunan tersebut kuat dan tahan gempa.
Hingga akhirnya, tahun 537 bangunan gereja tersebut bisa diselesaikan. Bangunan Hagia Sophia di masa itulah yang diyakini sampai sekarang ini bisa dinikmati kemegahannya.
Namun sayang, gempa bumi yang melanda Turki tahun 553 dan 557. Gempa bumi itu menyebabkan bangunan itu rusak parah. Bahkan dome yang megah yang berdiameter 31 meter itu hancur.
Isidorus, keponakan dari Isidor, membantu membangun kembali dome yang telah rusak. Di bawah rancangan Isidorus, dome ditinggikan lagi setinggi 6,5 meter. Fondasinya kemudian dibenahi lagi, sehingga bangunan lebih kuat. Kolom-kolom penyangganya menggunakan marmer, sehingga membuat bangunan menjadi kuat.

Hingga akhirnya Hagia Sophia dibuka kembali sebagai gereja untuk Kristen Ortodoks di akhir tahun 562.
Namun, gempa bumi berkali-kali mengguncang Turki. Gempa bumi kedua kalinya pada tahun 869 membuat dome Hagia Sophia retak. Kemudian atas permintaan Kaisar Basil I direnovasi. Malangnya, pada tahun 989, gempa melanda Turki lagi. Kali ini, dome rusak lagi. Selanjutnya pada masa Kaisar Basil, dibawah arsitek Trdat dome kembali dibenahi untuk kesekian kalinya.
Gempa yang terjadi tahun 1344 dan 1346 juga merusak. Meski kemudian dibenahi oleh arsitek Atras dan Peralta, sejak saat itu, gereja ditutup.

MENJADI MASJID
Saat Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed II pada hari Selasa 27 Mei 1453 dan memasuki kota itu, Mehmed II turun dari kudanya dan bersujud syukur kepada Allah, lalu pergi ke Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan mengubahnya menjadi masjid yang dikenal dengan Aya Sofia. Jumatnya langsung diubah menjadi masjid untuk salat Jumat.

Berbagai modifikasi terhadap bangunan segera dilakukan agar sesuai dengan corak dan gaya bangunan mesjid. Pada masa Mehmed II (1444-1446 dan 1451-1481) dibuat menara di selatan. Selim II (1566-1574) membangun 2 menara dan mengubah bagian bangunan bercirikan gereja. Termasuk mengganti tanda salib yang terpampang pada puncak kubah dengan hiasan bulan sabit.
Lantas selama hampir 500 tahun Hagia Sophia berfungsi sebagai mesjid. Patung, salib, dan lukisannya sudah dicopot atau ditutupi cat.
Mihrab dan Mimbar



MENJADI MUSEUM 
Pada tahun 1937, Mustafa Kemal Atatürk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum. Mulailah proyek "Pembongkaran Hagia Sophia". Beberapa bagian dinding dan langit-langit dikerok dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen.
salah satu Mozaik Yesus
Sejak saat itu, Gereja Hagia Sophia dijadikan salah satu objek wisata terkenal oleh pemerintah Turki di Istambul. Nilai sejarahnya tertutupi gaya arsitektur Bizantium yang indah mempesona.

Didalam Hagia Sophia terdapat surat-surat dari khilafah Utsmaniyah yang berfungsi untuk menjamin, melindungi, dan memakmurkan warganya ataupun orang asing pembawa suaka. Terdapat sekitar 10.000 sampel surat yang ditujukan maupun yang dikeluarkan kepada kholifah.
  • Surat tertua ialah surat sertifikat tanah untuk para pengungsi Yahudi pada tahun 1519 yang lari dari Inkuisisi Spanyol pasca jatuhnya pemerintahan Islam di Al-Andalus.
  • Surat ucapan terima kasih dari Pemerintah Amerika Serikat atas bantuan pangan yang dikirim khalifah pasca Revolusi Amerika abad ke-18.
  • Surat jaminan perlindungan kepada Raja Swedia yang diusir tentara Rusia pada 7 Agustus 1709.
  • Surat yang memberi izin dan ongkos kepada 30 keluarga Yunani yang beremigrasi ke Rusia pada tanggal 13 Rabiul Akhir 1282 H (5 September 1865). Belakangan mereka kembali ke wilayah khilafah.
  • Peraturan bebas cukai barang bawaan orang-orang Rusia yang mencari suaka ke wilayah khilafah pasca Revolusi Bolshevik tanggal 25 Desember 1920 M.

Hagia Sophia Saat Ini 
Pada tahun 1937, Mustafa Kemal Atatürk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum. Mulailah proyek "Pembongkaran Hagia Sophia". Beberapa bagian dinding dan langit-langit dikerok dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen. Sejak saat itu, Gereja Hagia Sophia dijadikan salah satu objek wisata terkenal oleh pemerintah Turki di Istanbul. Nilai sejarahnya tertutupi gaya arsitektur Bizantium yang indah mempesona.
 
Masuk ke dalam bangunan masjid yang sudah menjadi museum sejak tahun 1934 ini kita harus membayar tiket seharga 25 TL dan gratis untuk anak-anak usia 0 -12 tahun. Boleh membawa kamera, tapi jika anda membawa tripod, harus dititipkan dibagian pemeriksaan, kita bisa mengambilnya lagi setelah keluar.

Bangunan megah ini terdiri dari 2 lantai. Lantai dasar yang juga merupakan main hall yang dulu digunakan sebagai tempat ibadah, ornamen-ornamen gereja seperti gambar Yesus masih ada dalam bangunan ini berdampingan dengan kaligrafi Islam seperti lafadz Allah dan Muhammad serta beberapa tulisan kaligrafi lainnya seperti halnya dalam sebuah masjid. Uniknya, bangunan Aya Sofya ini sudah nyaris menghadap ke arah kiblat, jadi tidak perlu lagi merubah mihrab tempat imam, hanya sedikit saja menggeser arahnya beberapa derajat.

Untuk menuju lantai 2, anda akan melewati lorong berukuran tinggi orang dewasa dan lebar sekitar 1,5 - 2 meter. Jangan khawatir capek untuk naik ke atas karena jalan menuju ke sana bukan berupa tangga tapi ramp yang landai. Di lantai 2, terdapat gallery. Nuansa gereja masih kental di sini, ikon-ikon kuno bergambar Bunda Maria dan Yesus juga Kaisar Constantine dan istrinya bisa kita saksikan.

Namun kini di masa pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan Turki berencana mengubah museum itu menjadi masjid.
Menanggapi rencana itu pemimpin gereja Ortodok Bartholomew I dari Konstantinopel menyatakan ketidaksetujuannya.

Sumber :
http://id.wikipedia.org
http://wisata.kompasiana.com
http://bersatulahdalamgerejakatolik.blogspot.com
http://www.merdeka.com 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar