KARIER
Garibaldy Tohir |
Erick Thohir yang lahir di Jakarta pada 30 Mei 1970 kini menjadi pebisnis ternama di Indonesia bahkan di kenal di beberapa belahan dunia lainnya seperti di benua Eropa tepatnya di Itali. Lalu siapa sebenarnya Erick Thohir ini yang bisnisnya telah merambah begitu luasnya? Erick Thohir yang kini menjadi direktur utama tvone dan pernah menjadi direktur utama republika ini adalah pengusaha yang fokus pada media dan pencinta olahraga ternyata memiliki latar belakang keluarga yang sudah sukses di dunia bisnis. Tepatnya hal ini dimulai oleh ayahnya yang bernama Teddy Thohir. Dari ayahnya lah Erick dan kakaknya Garibaldi Thohir mewarisi jiwa bisnis yang kuat.
William Soeryadjaya |
Lalu apa saja kiprah Erick Thohir di
kancah bisnis Indonesia dan dunia? Erick Thohir telah menjadi direktur
utama Viva yang merupakan group bisnis yang membawahi TVOne. Beliau juga
memiliki bisnis sendiri di bawah bendera Mahaka Media yang membawahi
beberapa bisnis ternama seperti harian Republika.
Di dunia olahraga, Erick Thohir bersama
rekannya Jason Levien memiliki saham di salah satu club basket NBA
Philadelphia 76ers. Erick juga memiliki Club sepakbola DC United yang
berbasis di Amerika Serikat. Selain itu juga telah membeli Grup sepakbola ternama asal Italia, Intermilan.
BELI INTERMILANDengan dana 350 juta euro atau setara Rp 5,3 triliun, miliarder yang sudah memiliki klub sepakbola di Amerika Serikat ini mengambil alih saham milik presiden klub Massimo Moratti.
Dengan dana mencapai Rp 5,3 triliun, muncul pertanyaan dari mana Erick memperoleh uang triliunan rupiah tersebut?
Dikutip dari webpronews.com, Rabu (16/10/2013), Erick dikabarkan memperoleh uang untuk membeli klub Italia dari industri media raksasa yang dimilikinya. Pengusaha lulusan National University, California ini diketahui memiliki stasiun televisi, radio, serta surat kabar cetak dan online.
Diberitakan fedenerazzura.com, keluarga Thohir memang terkenal super kaya. Kakak laki-lakinya Garibaldi Thohir diketahui memiliki pendapatan senilai 1 miliar euro. Sedangkan ayah keduanya, merupakan pemilik raksasa bisnis otomotif, Astra International dengan laba mencapai 20 miliar euro per tahun.
Meski demikian, Thohir memilih untuk mendirikan bisnis sendiri. Laman espnfc.com mengungkapkan pundi kekayaan Erick berasal dari sejumlah perusahaannya yang bergerak di bidang industri media. Erick mengelola majalah, surat kabar, stasiun televisi dan radio, juga sejumlah situs periklanan, penjualan tiket dan situs-situs hiburan yang bersifat komersil.
Mahaka Group yang dipimpinnya membangun Radio One Jakarta pada 1999 dan membeli harian Republika pada 2000. Tak hanya itu, lewat Mahaka Group, pengusaha kelahiran Jakarta tersebut membeli Harian Indonesia yang diterbitkan ulang sebagai Sin Chew-Harian Indonesia. Surat kabar tersebut dikelola Sin Chew Media Corporation Berhad yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia.
Hingga 2009, Grup Mahaka telah berkembang dan menguasai majalah a+, Parents Indonesia, dan Golf Digest. Sementara untuk bisnis media surat kabar: Sin Chew Indonesia dan Republika; Stasiun TV: JakTV, stasiun radio GEN 98.7 FM, Prambors FM, Delta FM, dan FeMale Radio.
Kekayaan Erick semakin bertambah ketika dirinya didapuk menjadi Presiden Direktur dari kelompok bisnis Bakrie, VIVA grup yang didirikannya bersama Anindya Bakrie. Keduanya sempat gagal membangun Lativi yang dibelinya pada 2008.
Pada 2002, Erick mendaftarkan Mahaka Media di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hanya dalam waktu setengah tahun, Mahaka Media memperoleh pendapatan hingga Rp 137 miliar. Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya dengan pendapatan Rp 113 miliar.
Langkah serupa dilakukan Erick dengan mendaftarkan VIVA di BEI pada November 2011 dengan harga penawaran perdana Rp 450 per lembar saham. Pada pertengahan September di tahun berikutnya, harga saham perusahaan yang dipimpinnya tersebut naik menjadi Rp 590 atau sebesar 30%. Pertengahan tahun 2012, pendapatan perusahaan tersebut mencapai Rp 546 miliar naik dari Rp 464 miliar tahun sebelumnya.
Erick terkenal sangat yakin dengan segala bisnis yang dijalaninya. Prediksinya, biaya periklanan di medianya mampu menembus angka Rp 113 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 60% akan mengalir ke bagian periklanan TV.
Keputusan untuk membeli Inter Milan, diakui Erick, merupakan hal yang sangat luar biasa. Bahkan dirinya tidak sabar untuk segera mengasuh tim sepakbola ternama di kancah internasional tersebut.
"Hari ini merupakan hari yang sangat spesial dalam hidup saya. Terima kasih pada Moratti yang mempercayai saya untuk memimpin Inter Milan memasuki babak baru. Saya sangat senang dengan kehadirannya sebagai mitra saya di sini. Semua hal yang dilakukan keluarga Moratti untuk Inter Milan sangat luar biasa dan membuat Inter menjadi salah satu klub sepakbola yang dihargai di dunia," ungkapnya.
Meski banyak fans yang berharap Erick dengan segala hartanya mampu membeli lebih banyak pemain berbakat, tapi dia pribadi mengaku tak ingin cepat-cepat melakukan perubahan di tubuh Inter Milan.
Sumber :
http://id.wikipedia.org
http://www.orangterkayaindonesia.com
http://bisnis.liputan6.com
Pada tahun 1993 Erick
lulus dari program Master untuk Administrasi Bisnis (Master of Business
Administration) dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat,
sebelumnya ia memperoleh gelar sarjana di (Bachelor of Arts) diperoleh
dari Glendale University.
Setelah kembali ke Indonesia, bersama Muhammad Lutfi, Wisnu Wardhana dan
R. Harry Zulnardy, ia mendirikan Mahaka Group. Perusahaan yang
dipimpinnya membeli Republika pada tahun 2001 saat berada di ambang
kebangkrutan. Saat itu Ercick belum berpengalaman di bisnis media, ia
mendapat bimbingan dari ayahnya serta Jakob Oetama dari Kompas dan
Dahlan Iskan dari Jawa Pos.
Erick menjadi Presiden Direktur PT Mahaka Media hingga 30 Juni 2008, ia
kemudian menjabat sebagai komisioner sejak Juni 2010 hingga kini.
Selanjutany, Mahaka Group membeli Harian Indonesia dan diterbitkan ulang
dengan nama Sin Chew-Harian Indonesia dengan konten editorial dan
pengelolaan dari Sin Chew Media Corporation Berhad yang berbasis di
Kuala Lumpur, Malaysia. Media ini kemudian dikelola secara independen
oleh PT Emas Dua Ribu, mitra perusahaan Mahaka Media.
Erick juga tercatat sebagai Ketua Komite Konten dan Industri Aplikasi
untuk Kamar Dagang Industri (KADIN). Hingga 2009, Grup Mahaka telah
berkembang dan menguasai majalah a+, Parents Indonesia, dan Golf Digest.
Sementara untuk bisnis media surat kabar: Sin Chew Indonesia dan
Republika, Stasiun TV: JakTV, stasiun radio GEN 98.7 FM, Prambors FM,
Delta FM, dan FeMale Radio. Selain di bidang media Erick juga memiliki
usaha dibidang periklanan, jual-beli tiket, serta desain situs web. Ia
juga pendiri organisasi amal “Darma Bakti Mahaka Foundation” dan “Dompet
Dhuafa Republika” serta menjadi Presiden Direktur VIVA grup, dan Beyond
Media.
Erick dikenal sebagai prang yang gemar olah raga bola basket, ia pernah
menjabat sebagai Ketua Umum PERBASI periode 2006–2010 dan menjabat
sebagai Presiden Southeast Asian Basketball Association (SEABA) selama
dua kali, yaitu periode 2006–2010 dan 2010–2014. Tahun 2012 Erick
dipercaya sebagai Komandan Kontingen Indonesia untuk Olimpiade London
2012. Tahun 2012, Thohir dan Levien menjadi pemilik saham mayoritas
sebuah klub Major League Soccer, D.C. United. Transaksi ini membuat
dirinya dikenal sebagai orang Asia pertama yang memiliki Tim Basket NBA
setelah ia membeli saham dari Philadelphia 76ers.
Tahun 2013, Erick menawarkan dana sejumlah 250 hingga 300 juta Euro
(2,8-3,2 triliun Rupiah) untuk membeli 80 persen saham dari klub sepak
bola Italia Inter Milan setelah berdiskusi dengan pemiliknya, Massimo
Moratti.
Read more at http://uniqpost.com/profil/erick-thoh
Read more at http://uniqpost.com/profil/erick-thoh
Pada tahun 1993 Erick
lulus dari program Master untuk Administrasi Bisnis (Master of Business
Administration) dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat,
sebelumnya ia memperoleh gelar sarjana di (Bachelor of Arts) diperoleh
dari Glendale University.
Setelah kembali ke Indonesia, bersama Muhammad Lutfi, Wisnu Wardhana dan
R. Harry Zulnardy, ia mendirikan Mahaka Group. Perusahaan yang
dipimpinnya membeli Republika pada tahun 2001 saat berada di ambang
kebangkrutan. Saat itu Ercick belum berpengalaman di bisnis media, ia
mendapat bimbingan dari ayahnya serta Jakob Oetama dari Kompas dan
Dahlan Iskan dari Jawa Pos.
Erick menjadi Presiden Direktur PT Mahaka Media hingga 30 Juni 2008, ia
kemudian menjabat sebagai komisioner sejak Juni 2010 hingga kini.
Selanjutany, Mahaka Group membeli Harian Indonesia dan diterbitkan ulang
dengan nama Sin Chew-Harian Indonesia dengan konten editorial dan
pengelolaan dari Sin Chew Media Corporation Berhad yang berbasis di
Kuala Lumpur, Malaysia. Media ini kemudian dikelola secara independen
oleh PT Emas Dua Ribu, mitra perusahaan Mahaka Media.
Erick juga tercatat sebagai Ketua Komite Konten dan Industri Aplikasi
untuk Kamar Dagang Industri (KADIN). Hingga 2009, Grup Mahaka telah
berkembang dan menguasai majalah a+, Parents Indonesia, dan Golf Digest.
Sementara untuk bisnis media surat kabar: Sin Chew Indonesia dan
Republika, Stasiun TV: JakTV, stasiun radio GEN 98.7 FM, Prambors FM,
Delta FM, dan FeMale Radio. Selain di bidang media Erick juga memiliki
usaha dibidang periklanan, jual-beli tiket, serta desain situs web. Ia
juga pendiri organisasi amal “Darma Bakti Mahaka Foundation” dan “Dompet
Dhuafa Republika” serta menjadi Presiden Direktur VIVA grup, dan Beyond
Media.
Erick dikenal sebagai prang yang gemar olah raga bola basket, ia pernah
menjabat sebagai Ketua Umum PERBASI periode 2006–2010 dan menjabat
sebagai Presiden Southeast Asian Basketball Association (SEABA) selama
dua kali, yaitu periode 2006–2010 dan 2010–2014. Tahun 2012 Erick
dipercaya sebagai Komandan Kontingen Indonesia untuk Olimpiade London
2012. Tahun 2012, Thohir dan Levien menjadi pemilik saham mayoritas
sebuah klub Major League Soccer, D.C. United. Transaksi ini membuat
dirinya dikenal sebagai orang Asia pertama yang memiliki Tim Basket NBA
setelah ia membeli saham dari Philadelphia 76ers.
Read more at http://uniqpost.com/profil/erick-t
Read more at http://uniqpost.com/profil/erick-t
Tidak ada komentar:
Posting Komentar