Senin, 07 Oktober 2013

Museum Keraton Jogja


Keraton Yogyakarta yang terletak di tengah kota Yogyakarta ini memiliki beberapa museum, yaitu Museum Lukisan, Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Museum Kereta, dan Museum Batik. Di samping itu, hampir seluruh bagian kraton digunakan sebagai tempat penyimpanan benda-benda budaya bernilai, termasuk replikanya. Di kompleks Pagelaran, misalnya, diperagakan berbagai pakaian prajurit dan pakaian adat keluarga keraton. Museum ini dibuka untuk umum setiap hari kecuali pada saat terdapat upacara. Museum buka mulai jam 08.30 hingga 14.00 wib, kecuali hari Jumat yang buka hingga pukul 13.00 wib. Selain benda-benda budaya dan arsitektur, pengunjung juga dapat melihat pertunjukan seperti macapat, kerawitan, wayang kulit, serta wayang orang, yang dipentaskan di bangsal Sri Manganti, sekitar pukul 10.00-12.00.

Museum Kraton dirintis pada masa Pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII dan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Pada masa Pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, urusan kepariwisataan dipercayakan kepada Parentah Luhur Kraton yang kemudian berganti nama Kawedanan Kori, dan akhirnya berganti nama Tepas Dwara Pura. Pemandunya diambil dari KHP Widya Budaya, seiring dengan makin banyaknya pengunjung maka Sri Sultan Hamengku Buwono IX mendirikan Bebadan Museum Kraton.

Sejak 1 Oktober 1969 kantor Bebadan Museum Kraton, dan menempati bangsal Pecaosan yang terletak di sebelah barat gerbang Sri Manganti, persisnya di Jalan Rotowijayan. Kraton memiliki beberapa museum yang lebih dikenal dengan Museum Kraton Yogyakarta, yang di dalamnya terdapat museum Lukisan, Museum Hamengku Buwono IX dan museum Kereta. Museum Hamengku Buwono IX terletak dalam kompleks Kraton yang di dalamnya berisi benda-benda yang pernah digunakan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, termasuk perlengkapan fotografi. Kyai Garuda Yeksa kereta yang digunakan untuk kirab upacara penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono VI-X; Kyai Jaladara digunakan untuk tugas keliling desa; Kyai Kanjeng Jimat digunakan Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai III untuk acara Garebeg atau menjemput tamu-tamu khusus.

Museum ini didirikan di atas tanah seluas 14.000 m2 dengan ciri arsitektur Jawa. Museum Kraton memiliki berbagai macam jenis baik yang terbuat dari perunggu, kayu jati, kertas, kaca besi dan kulit antara lain: Peralatan rumah tangga, keris, tombak, wayang, gamelan, naskah kuno, foto dan lukisan diantaranya ada yang berusia sampai 200 tahun. Koleksi unggulan, berupa perlengkapan jumenengan (penobatan raja), terdiri atas banyak dalang, sawung, galing, hardawalika, kutuk, kandil, kacu mas, dan cepuri yang dibuat dari bahan kuningan sehingga semua peralatan tersebut berwarna kuning keemasan. Benda-benda tersebut secara simbolis menggambarkan sifat-sifat raja yang arif dan bijaksana, koleksi peralatan jumenengan diperlakukan secara khusus, seperti juga benda-benda yang pusaka yang lain yang dianggap bertuah, selalu disajeni pada hari hari tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar