Guruh Gipsy adalah sebuah nama judul album eksperimental, yang merupakan proyek kolaborasi antara Guruh Soekarnoputra dengan grup musik Gipsy. Meskipun hanya sempat merilis satu album, namun proyek kolaborasi tersebut menjadi sangat penting peranannya dalam dunia musik Indonesia.
Dikatakan penting karena pencapaian musiknya yang terbilang luar biasa
dan tentunya dengan kerja yang sangat keras, contoh pada lagu "Chopin Larung",
terlihat bagaimana kepiawaian Guruh dalam mencipta dan pemahamannya
untuk menyatukan kedua harmonisasi dari kedua sisi budaya yang berbeda
tanpa menghilangkan sisi mistis dari suara-suara gamelan asli Indonesia yang bercampur dengan harmonisasi klasik Eropa tersebut.
Guruh Gipsy ternyata memiliki pesona tersendiri, karena mereka tak hanya
melakukan eksplorasi bunyi-bunyian saja melainkan juga pada tema
penulisan lirik yang memasuki wilayah kritik sosial. Jika diamati pada
sampul album Guruh Gipsy yang menampilkan kaligrafi Dasabayu, berupa
rangkaian 10 aksara Bali
dengan arti dan makna tertentu pula. Yaitu I-A berarti kejadian dan
keadaan, A-Ka-Sa berarti kesendirian dan kekosongan, Ma-Ra berarti baru,
La-Wa berarti kebenaran dan Ya-Ung berarti sejati.
Mitosnya, kombinasi ke 10 aksara itu di zaman dahulu kala oleh orang Bali diyakini memberikan tuah. Dan gabungan aksara Bali
itu sepenuhnya diterjemahkan sebagai suatu keadaan hampa atau kosong
yang nantinya akan berubah menjadi kebenaran yang hakiki. Mungkin kita
sepakat, jika menelaah lebih jauh, album Guruh Gipsy adalah sebuah
mahakarya. Sebuah karya yang menyita banyak pikiran, tenaga dan
pengorbanan dalam proses penggarapannya. Album Guruh Gipsy ini hanya
dicetak sebanyak 5.000 keping kaset, meski harus melalui masa
penggarapan yang sangat panjang dan melelahkan.
Guruh Gipsy yang pada sampul depannya menyertakan tagline:
‘kesepakatan dalam kepekatan‘, memulai masa proses rekaman pada Juli
tahun 1975 dan berakhir pada November tahun 1976. Tahap awal proses rekaman berlangsung dari Juli 1975 hingga Februari 1976 dan menggarap sekitar empat lagu, Geger Gelgel, Barong Gundah, Chopin Larung serta sebuah lagu yang belum diberi judul namun akhirnya tidak jadi dimasukkan ke dalam album.
Tahap selanjutnya berlangsung selama sebulan penuh mulai dari Mei-Juni tahun 1976 dan menghasilkan 4 lagu yaitu Smaradhana, Indonesia Maharddhika, Janger 1897 Saka dan Chopin Larung yang harus direkam ulang karena masalah teknis. Hal serupa juga dialami lagu-lagu lainnya seperti pada lagu Barong dan Gundah.
Hingga akhirnya tahap terakhir berupa proses mixing yang berlangsung
sekitar 5 bulan mulai dari Juli 1976 hingga November 1976.
Menjelang akhir tahun 1976
album Guruh Gipsy pun dirilis. Sebuah karya eksperimen telah lahir.
Namun tak semua orang mengenal maupun menikmati karya kolosal ini,
ketika album ini dirilis ke pasaran. Namun 30 tahun kemudian, album
Guruh Gipsy menjadi album yang paling banyak dicari-cari orang. Mungkin
karena faktor kelangkaannya, album ini pun menjadi topik diskusi dari
penggemar musik rock progresif di Eropa, Jepang dan Amerika.
Bahkan beberapa radio yang memutar dan mengapresiasikan musik rock progresif seperti yang dijumpai di Swiss, Belgia hingga Kanada
memutar dan mengulas album Guruh Gipsy ini. Dari ukuran industri album
Guruh Gipsy memang tidak memenuhi target penjualan, namun dalam
pencapaian artistik album Guruh Gipsy bisa dianggap sebagai inspirasi
untuk generasi sesudahnyahnya. Persis sama dengan album Sgt Pepper’s
Lonely Heart’s Club Band nya The Beatles yang dianggap telah mencapai titik revolusi dalam musik pop.
Daftar lagu
Klik Pada lagu untuk download mp3-nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar