Dalam perfilman China – Hong Kong, ‘The Guillotines’ adalah salah satunya. Rencana awalnya sebagai remake film klasik tahun 1976 ‘Master Of The Flying Guillotine’, sekuel dari ‘One Armed Boxer’ –nya Jimmy Wang Yu, ikon yang sudah dikenal luas bagi penggemar film-film martial arts, sempat juga dibuat Shaw Brothers dalam dua instalmen di tahun 1974 dan sekuelnya tahun 1978, termasuk di-crossover dengan karakter Zatoichi
di salah satu filmnya, sempat berkali-kali mengalami perubahan skrip,
perubahan sutradara dan masih banyak masalah internal lainnya. Andrew Lau yang masuk di saat-saat terakhir saat proyek Peter Chan ini hampir saja dibatalkan, lantas menangani skrip final Jojo Hui dari berbagai draft sebelumnya yang ditulis oleh Joyce Chan, Aubrey Lam, Phillip Lui, Guo Junli dan Chit Ka-kei,
menjadi skrip yang berdiri sendiri sebagai instalmen baru. Namun tak
bisa juga disangkal, bagian-bagian yang masih tertinggal dari skrip awal
itu juga tak bisa melepaskan bagian-bagian dari sejumlah source
aslinya. Walau semua aktornya tetap bersedia ikut dalam produksi,
keputusan akhir bisa jadi sangat tak populer. Skrip itu lebih
mengarahkan ‘The Guillotines’ yang awalnya sudah diberi modal gede untuk martial arts action bertabur efek spesial dibalik gimmick 3D-nya, jadi lebih ke sebuah character-driven drama, but truthfully, dengan konsep yang terlihat sekali penuh dengan inkonsistensi di segala hal.
Di masa pemerintahan Manchuria, dinasti Qing, Emperor Yongzheng (Lau Wei-keung) membentuk pasukan pembunuh khusus bernama ‘The Guillotines’
berdasarkan senjata mekanik mutakhir yang digunakan mereka. Melanjutkan
misi mereka yang tak pernah mengenal kata gagal, The Guillotines yang
dipimpin oleh Leng (Ethan Juan/Ethan Ruan) bersama 5 anggotanya Musen (Li Yuchun), Houjia Shisan (Jing Boran), Chen Tai (Purba Rygal), Hutu (Gao Tian) dan Buka (Zhou Yiwei) ditugaskan untuk menghancurkan gang pemberontak yang dipimpin oleh Tianlang/Wolf (Huang Xiaoming).
Arogansi mereka berbalik membuat semua berantakan, bahkan Musen
berhasil disandera oleh Tianlang. Leng terus melacak jejak Tianlang yang
bersembunyi di sebuah desa terpencil, namun bersamaan dengan itu,
pemerintahan yang berpindah ke kaisar berikutnya, Emperor Qianlong (Wen Zhang), justru menyiapkan misi lain bagi Haidu (Shawn Yue),
orang penting dibalik masa kecil Leng yang juga seorang penasehat
kerajaan. Leng dan anggotanya yang tersisa pun harus memilih diantara
serbuan dua pihak, menentukan siapa kawan, siapa lawan.
Menampilkan dua bintang idola paling bersinar di perfilman Hong Kong dan China masing-masing Huang Xiaoming dan Ethan Juan, plus Shawn Yue berikut Wen Zhang dan cameo Jimmy Wang Yu. Dalam peran singkat mereka, plot itu sebenarnya punya kekuatan yang bisa dieksplor lebih dalam. Style Andrew Lau
yang hampir selalu mengutamakan kedalaman lebih dari sekedar pameran
aksi di genre-genre sejenis. Adegan pembuka yang tanpa
berpanjang-panjang langsung mengarahkan penonton ke homage source aslinya, namun dibesut jauh lebih keren dengan teknologi efek visual luar biasa dibalik gimmick 3D-nya sebenarnya sudah sangat menjanjikan. Namun disitulah konsep serba bingung itu lantas langsung masuk menghancurkan semuanya.
In Andrew Lau’s signature, jelas tak salah untuk menciptakan sebuah character-driven dramatic plot yang tetap bisa memasukkan homage source-nya
jadi sentral cerita sesuai dengan judul yang digunakan, namun agaknya,
skrip final itu terlalu asyik bermain di wilayah ini sampai
menenggelamkan sisi martial arts yang sudah dibangun dengan baik sebagai pembuka filmnya. What happened next,
adalah guliran cerita yang kian terasa tak konsisten menuju konklusi
klimaksnya. Mereka malah terlihat bingung membangun porsi protagonis dan
antagonis dalam storytelling-nya, tak ingin membuatnya
terlihat hitam putih, tapi dengan konsep yang lumayan berantakan untuk
membuat penonton bisa memilih mau kemana meletakkan empati terbesar
terhadap karakternya. Ethan Juan, Huang Xiaoming dan Shawn Yue yang sebenarnya punya akting dan persona sama kuat pun jadi terlihat bingung dengan konsistensi akting mereka.
Langsung saja download filmnya di sini
Subtitle Indonesia:
Sumber Sinopsis:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar