Minggu, 13 Oktober 2013

Ari Lasso

Ari Bernardus Lasso, atau lebih dikenal dengan nama Ari Lasso lahir di Madiun, Jawa Timur, 17 Januari 1973. Ia adalah penyanyi pop Indonesia. Ia pernah tercatat sebagai vokalis grup band Dewa 19 (1991-1999) yang akhirnya ia keluar dan menjalani karier sebagai penyanyi solo.

CERITA ARI LASSO TENTANG PERJALANAN HIDUPNYA 
Ari Bernadus Lasso. Begitulah nama yang diberikan orang tuanya, pasangan Bartholomeus Lasso dan Srie Noerhida, ketika lahir di Kecamatan Saragan, Madiun, Jawa Timur, Januari 1973. Ia terlahir sebagai bungsu dari lima bersaudara. Kesukaannya pada musik sudah tumbuh sejak SD. Ayah bekerja sebagai seorang pegawai Perum Perhutani.

Semasa TK, Ari sekolah di TK Perhutani, tak jauh dari depan rumahnya. Masuk SD, sekolahnya juga dekat rumah. Namun, ketika naik kelas 4 SD, Ayahnya pindah tugas ke Bojonegoro. Di masa itu, kesukaannya pada musik sudah tumbuh. Ari sudah suka mendengarkan musik Rolling stone dan The Police yang digandrungi oleh kakak-kakaknya.

Selain itu, Ari juga suka sekali membaca. Ayahnya memang termasuk sosok yang mengagungkan budaya baca. Kesukaannya pada buku, menular pada anak-anaknya.Praktis membaca merupakan hiburan baginya. Tiada hari tanpa membaca. Ia sering mendapat pasokan buku-buku cerita dari kakaknya yang sekolah di Madiun, seperti cerita Lima Sekawan dan sejenisnya. Ia rajin sekali menyimpan buku pemberian kakaknya. Ari punya perpustakaan kecil. Bahkan, Ia menyewakan buku-buku pada teman-teman kecilnya.

Nah, uang hasil sewa buku dikumpulkan. Setelah uang terkumpul cukup banyak, ia memanfaatkannya untuk mengelola klub sepak bola. Namanya kesebelasan Bayu Rimba. Ia memang suka sepak bola. Total ia mengelola perpustakaan selama dua tahun. Kenapa? Ayah kembali pindah tugas.

BERGABUNG DENGAN DEWA

Ketika naik kelas 6 SD, keluarganya pindah ke Surabaya. Otomatis, sekolahnya juga pindah. Lalu, ia meneruskan sekolah di SMPN 12. Ari makin menyadari, dunia musik yang selama ini hanya diperkenalkan ke telinganya oleh kakak-kakak, terasa mengalir deras di dalam jiwa. Ia mulai suka mendengarkan musik live saat anak-anak sekolah main band.


Kegemarannya bermain musik tak bisa dibendung lagi. Makanya, setelah lulus SMP dengan nilai Ebtanas terbaik ke-2, ia pilih masuk SMUN 2 Surabaya. Selain sekolah favorit, SMUN 2 terkenal dengan siswanya yang membuat grup band. Akan tetapi, gara-gara senang ngeband dari kelas 1 sampai 2, nilai pelajarannya hancur-hancuran. Istilahnya ia hanya asal naik kelas. Bayangkan, ia ranking 48 dari 48 siswa.

Kenapa prestasinya bisa seburuk seperti itu? Ia lebih aktif di luar sekolah, seperti ngeband dan masuk grup pencinta alam. Di kelas I saja, ia sudah tergabung dalam grub band Outsider, yang berarti orang-orang pinggiran. Di Outsider, ia bergabung bersama Piyu ''Padi'' dan Wawan, eks drummer Dewa. Saat pentas di panggung, mereka sering menyuarakan lagu-lagu Bon Jovi dan Guns' Roses.

Kelas 3 SMA, aku bergabung dengan grup Dewa (waktu itu belum pakai nama Dewa 19 yang didirikan Dhany. Anggota lainnya Wawan, Andra, dan Erwin. Nah, saking maniaknya main musik, nyaris pelajaran sekolah ia tinggalkan. Untung saja, orang tua menangkap gejala tak baik pada anak bungsunya ini. Ayah memberinya ultimatum, "Kalau tidak lulus sekolah dengan baik, kamu tidak boleh main musik."

Demi musik, Ari berusaha bangkit dari keterpurukan mata pelajaran. Alhasil, ia berhasil lulus dengan nilai baik. Bahkan, ia diterima di Universitas Airlangga, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen. Ia tetap bergabung dengan Dewa sebagai vokalis.

Sejak tahun kelahirannya 1986, Dewa tampil beda dengan grup band saat itu. Kelompok lain kebanyakan mengusung aliran musik keras. Rata-rata ber-heavy metal. Lain dengan Dewa yang lebih sreg menyanyikan lagu-lagu berirama jazz seperti lagu-lagu Toto hingga Casiopea. Kok terlalu soft ya? Ia dan Wawan sempat memutuskan keluar dan bergabung dengan Outsider.


MIMPI JADI NYATA 
Tahun 1992, Dewa lahir kembali. Bersama Dhany (keyboard), Erwin Prasetya (bass), Andra Junaidi (guitar), aku dan Wawan sepakat kembali menghidupkan Dewa. Mengingat rata-rata usia mereka sudah 19 tahun, jadi nama Dewa 19. Tak seperti dulu yang hanya bermain satu aliran musik, mereka memadukan banyak jenis aliran musik, mulai dari jazz, metal, pop rock hingga jenis musik altenatif baru.


Suatu ketika di depan sekolah, Ari dan Dhany mendengarkan lagu-lagu grup Slank. Menurutnya, Bimbim dan kawan-kawan Slank mampu mendobrak dengan warna musik baru. Mereka pun terdorong bikin lagu dan rekaman. Tahun 1992, mereka membuat demo lagu, lantas menawarkannya ke beberapa perusahan rekaman yang ada di Jakarta.

Di masa-masa perjuangan itu, tak jarang mereka tidur di studio rekaman. Senang sekali ketika demo lagu diterima, hingga lahir album betajuk Dewa 19. Ari dan teman-teman memang optimis demo mereka diterima oleh produser rekaman. Ternyata, Dewa 19 memang cepat melambung. Bagaikan roket, cepat melesat. Setelah itu, lahir album-album berikutnya Format Masa Depan (1994), Terbaik-Terbaik (1995), Pandawa Lima (1997), dan Bintang Lima (2000).
 

Ari bersyukur kehadiran Dewa 19 diterima masyarakat. Bahkan, penghargaan demi penghargaan berhasil diterima. Antara lain BASF tahun 1993 dan 1995, serta AMI Award 1997. Mimpi menjadi kenyataan. Sebelum dewa dikenal, Ari dan Dhany memang pernah bermimpi jadi orang tenar. Saat itu, ia dan Dhany duduk-duduk di rumah nenek Dhany. Mereka berpikir, bagaimana rasanya mendapatkan penghargaan dan bisa jalan-jalan ke pelosok negeri hingga ke luar negeri. Ternyata, keinginan kami kesampaian.

Dewa 19 menjadi kelompok musik yang digemari. Mereka pun aktif tur ke luar kota, bahkan ke luar negeri. Mau tak mau, Ari harus meninggalkan kuliah. Ari mengambil keputusan untuk cuti kuliah selama setahun. Ternyata, cuti setahun masih belum cukup. Jadwal turnya padat sekali. Rasanya tak mungkin lagi membagi waktu main musik dan kuliah. Kesibukannya bersama Dewa sangat padat. Mulailah ia berpikir untuk berhenti kuliah.

Suatu saat dosen walinya, Pak Wahyudi, memanggilnya. Mereka sempat diskusi mencari solusi atas masa depan Ari. Banyak yang Pak wahyudi tanyakan mulai dari penghasilannya di musik dan cita-citaku ke depan. Hasil diskusi, dia menyarankan aku berhenti kuliah dan konsentrasi di musik. 

     
MANIAK MAIN MUSIK
Ya, Ari memang memilih musik. Keputusannya meninggalkan bangku kuliah, mengecewakan orang tuanya. Namun, ia tak ambil pusing. Ari sudah terbiasa hidup mandiri. Ia jalani hidup ini dengan keyakinan sendiri. Akhirnya, orang tua memahami pilihannya. Tentu saja Ari semakin mantap berkarier di musik.

Harus diakui, sejak SMU hingga kuliah, Ari memang maniak bermain musik. Begitu getolnya main musik, ia tak berpikir punya pacar. Makanya, jangan bicara soal wanita padanya. Bahkan, ketika teman-teman lain pacaran, Ari bahkan tak pernah memikirkannya. Ia lebih asyik main musik dan pergi naik gunung.

Sebenarnya, sih, ada alasan lain kenapa Ari tidak mau pacaran. Apa itu? Dalam satu hal ini, ia termasuk sosok yang kurang punya kepercayaan diri. Soalnya, wanita yang ditaksir rata-rata adalah anak pejabat. Seperti anak walikota dan gubernur. Ia pun memilih mereka sebagai teman saja.

Ari baru mulai pacaran ketika masuk kuliah. Enggak tahu ya apakah itu cinta pertama atau bukan. Sebelumnya, ia memang belum merasakan pacaran. Dalam sejarah hidup, ia hanya pacaran tiga kali. Dan pacarnya yang terakhir ini, sekarang menjadi ibunya anak-anak.

Jalan hidupnya tak selalu mulus saat bintangnya sedang bersinar terang, Ari malah bersahabat dengan narkoba. Selama menjadi budak putauw itu, ia sering menghilang tak tentu rimba. Berulang kali, ia lari lagi, ia sempat menjalani pengobatan untuk lepas. Tapi, gagal lagi, gagal lagi. Proses ini terjadi selama 7 tahun.

Setelah melewati proses perenungan, Ari menemukan jalan keluar atas ketergantungannya itu, ia harus mengurangi salah satu beban hidupnya. Antara lain dengan melepaskan karir dan kesuksesan yang sudah ia dapat. Keputusannya itu mendapat tentangan keras dari teman-temannya di Dewa. Tetapi Ari sudah bertekad untuk menyelamatkan jiwa dan tubuhnya lebih dahulu.


Ari lalu pulang ke Surabaya dan bergulat dengan dirinya untuk menyembuhkan diri. Sampai akhirnya datang tawaran dari Melly Goeslaw untuk duet. Dengan tekad yang kuat, akhirnya penikmat buku Catatan Pinggir karya Goenawan Muhamad ini bisa lepas dari ketergantungan narkoba. Salah satu peristiwa yang mendorongnya untuk memulihkan diri adalah ibunya yang sakit kanker.


Ari mencoba berobat sejak tahun 1997, dan akhirnya ia dapat bebas pada Desember 2000 lalu. Setelah ibunya meninggal tanggal 8 Desember tahun 2000, ia hanya berobat ke dokter sekali. Menurut Ari, yang mampu mengusir ketergantungan adalah niatnya yang kuat.


Suami dari Vita Desy (yang punya saudara kembar) ini mengungkapkan obsesinya untuk berkarir di bidang musik sampai sepuasnya. Selain itu dia punya keinginan yang sangat sederhana.


Ia hanya ingin setiap pulang ke rumah, Ari melihat istri dan anaknya sehat, makan dengan cukup dan mendapat pendidikan yang baik. Sebenarnya itu saja intinya. Setelah Ayah dari Aura Rifanya Maharani atau Olla ini melewati berbagai macam naik turunnya kehidupan, kesuksesan maupun kegagalan, akhirnya yang menjadi cita-citanya hanya satu melihat keluarga, orang-orang yang menjadi darah dagingnya, belahan jiwanya itu hidup berkecukupan dan berbahagia. 


Karier 
Ari pertama kali membentuk Outsider Band sewaktu sekolah di SMA Negeri 2 Surabaya bersama Wawan Juniarso (drummer Dewa) dan Piyu (gitaris Padi). Kemudian ia bergabung dengan Lost Angels Band, yang kelak menjadi Boomerang.

Ia kemudian bergabung dengan Down Beat, yang kemudian berganti nama menjadi Dewa, dan berubah lagi menjadi Dewa 19. Band ini menjadi besar, dan hampir setiap album yang dikeluarkan terjual ratusan ribu kopi. Di tengah kesibukannya menjadi personel Dewa, Ari berhasil menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Sejak dirilisnya album Pandawa Lima tahun 1997, hubungan Ari dengan Dewa 19 mulai memburuk, terlebih ketika Ari mulai mengonsumsi narkoba dan akhirnya ia dikeluarkan oleh Ahmad Dhani sebagai anggota Dewa, dan posisinya sebagai vokalis digantikan oleh Once. Meski demikian, Ari sempat menjadi backing vocal lagu Roman Picisan dalam album Dewa Bintang Lima.

Setelah resmi keluar dari Dewa, Ari mulai menggarap album solonya. Ari muncul kembali ke dunia hiburan, tampil duet bersama Melly Goeslaw, yang kemudian sukses besar di pasaran. Tahun 2001 Ari mengeluarkan album solo pertamanya Sendiri Dulu, yang juga sukses besar dengan tembang andalannya Misteri Ilahi. Di album ini ia dibantu oleh Bebi (Romeo), Bimo Sulaksono (Romeo, ex-Netral), Erwin Prasetya (ex-Dewa 19), Andra (Dewa 19), Bongky (BIP, ex-Slank), Anto Hoed (Potret), Denny Chasmala, dan Andi Rianto.

Tahun 2003 ia kembali merilis album keduanya Keseimbangan. Pada album ini ia menggandeng musisi-musisi hebat seperti Ahmad Dhani, Piyu (Padi), Andra (Dewa), Bebi Romeo, Ricky (Five Minutes), Marshal (ADA Band, ex-Dr.PM). Tahun 2004 ia merilis album ketiganya Kulihat, Kudengar, Kurasa, dimana salah satu lagunya menjadi sound track film layar lebar dengan judul sama, Mengejar Matahari.

Ari mengeluarkan album keempatnya dengan tajuk "Selalu Ada" pada tahun 2006. Di album ini, lagu Cinta Terakhir menjadi andalannya.

Pada tahun 2007, Ari merilis album "The Best of" dengan salah satu lagunya, Aku dan Dirimu, di mana Ari duet bersama Bunga Citra Lestari.

Pada tahun 2012, Ari meluncurkan sebuah album yang diberi judul Yang Terbaik. Album ini hanya dijual di gerai KFC di seluruh Indonesia. Album ini memuat delapan single pilihan dari lima album studio sebelumnya, ditambah enam lagu terbaru "Kisah Kita", "Karena Aku Tlah Denganmu", "Cintailah Aku Sepenuh Hati", "Satu Cinta", "Doa Untuk Cinta" dan "Cinta Adalah Misteri".


 
DISKOGRAFI
Bersama Dewa 19 

Dewa 19 (1992) 
Format Masa Depan (1994)  
Terbaik Terbaik (1995)  
Pandawa Lima (1997)  
The Best of Dewa 19 (1999)

Album Solo 
Sendiri Dulu (2001) 
Keseimbangan (2003) 
Kulihat, Kudengar, Kurasa (2004) 
Selalu Ada (2006) 
The Best of Ari Lasso (2007) 
Yang Terbaik (2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar