Ari Bernardus Lasso, atau lebih dikenal dengan nama Ari Lasso lahir di Madiun, Jawa Timur, 17 Januari 1973. Ia adalah penyanyi pop Indonesia. Ia pernah tercatat sebagai vokalis grup band Dewa 19 (1991-1999) yang akhirnya ia keluar dan menjalani karier sebagai penyanyi solo.
CERITA ARI LASSO TENTANG PERJALANAN HIDUPNYA
Ari Bernadus Lasso. Begitulah nama yang diberikan orang tuanya, pasangan
Bartholomeus Lasso dan Srie Noerhida, ketika lahir di Kecamatan Saragan,
Madiun, Jawa Timur, Januari 1973. Ia terlahir sebagai bungsu dari lima
bersaudara. Kesukaannya pada musik sudah tumbuh sejak SD. Ayah bekerja
sebagai seorang pegawai Perum Perhutani.
Semasa TK, Ari sekolah di TK Perhutani, tak jauh dari depan rumahnya. Masuk SD,
sekolahnya juga dekat rumah. Namun, ketika naik kelas 4 SD, Ayahnya pindah
tugas ke Bojonegoro. Di masa itu, kesukaannya pada musik sudah tumbuh. Ari
sudah suka mendengarkan musik Rolling stone dan The Police yang digandrungi
oleh kakak-kakaknya.
Selain itu, Ari juga suka sekali membaca. Ayahnya memang termasuk sosok yang
mengagungkan budaya baca. Kesukaannya pada buku, menular pada anak-anaknya.Praktis membaca merupakan hiburan baginya. Tiada hari tanpa membaca. Ia
sering mendapat pasokan buku-buku cerita dari kakaknya yang sekolah di
Madiun, seperti cerita Lima Sekawan dan sejenisnya. Ia rajin sekali
menyimpan buku pemberian kakaknya. Ari punya perpustakaan kecil. Bahkan, Ia menyewakan buku-buku pada teman-teman kecilnya.
Nah, uang hasil sewa buku dikumpulkan. Setelah uang terkumpul cukup
banyak, ia memanfaatkannya untuk mengelola klub sepak bola. Namanya
kesebelasan
Bayu Rimba. Ia memang suka sepak bola. Total ia mengelola
perpustakaan selama dua tahun. Kenapa? Ayah kembali pindah tugas.
BERGABUNG DENGAN DEWA
Ketika naik kelas 6 SD, keluarganya pindah ke Surabaya. Otomatis,
sekolahnya juga pindah. Lalu, ia meneruskan sekolah di SMPN 12. Ari makin
menyadari, dunia musik yang selama ini hanya diperkenalkan ke telinganya oleh
kakak-kakak, terasa mengalir deras di dalam jiwa. Ia mulai suka
mendengarkan musik live saat anak-anak sekolah main band.
Kegemarannya bermain musik tak bisa dibendung lagi. Makanya, setelah lulus
SMP dengan nilai Ebtanas terbaik ke-2, ia pilih masuk SMUN 2 Surabaya.
Selain sekolah favorit, SMUN 2 terkenal dengan siswanya yang membuat grup
band. Akan tetapi, gara-gara senang ngeband dari kelas 1 sampai 2, nilai
pelajarannya hancur-hancuran. Istilahnya ia hanya asal naik kelas.
Bayangkan, ia ranking 48 dari 48 siswa.
Kenapa prestasinya bisa seburuk seperti itu? Ia lebih aktif di luar sekolah,
seperti ngeband dan masuk grup pencinta alam. Di kelas I saja, ia sudah
tergabung dalam grub band Outsider, yang berarti orang-orang pinggiran. Di
Outsider, ia bergabung bersama Piyu ''Padi'' dan Wawan, eks drummer Dewa.
Saat pentas di panggung, mereka sering menyuarakan lagu-lagu Bon Jovi dan
Guns' Roses.
Kelas 3 SMA, aku bergabung dengan grup Dewa (waktu itu belum pakai nama Dewa
19 yang didirikan Dhany. Anggota lainnya Wawan, Andra, dan Erwin. Nah,
saking maniaknya main musik, nyaris pelajaran sekolah ia tinggalkan. Untung
saja, orang tua menangkap gejala tak baik pada anak bungsunya ini. Ayah
memberinya ultimatum, "Kalau tidak lulus sekolah dengan baik, kamu tidak
boleh main musik."
Demi musik, Ari berusaha bangkit dari keterpurukan mata pelajaran.
Alhasil, ia berhasil lulus dengan nilai baik. Bahkan, ia diterima di
Universitas
Airlangga, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen. Ia tetap bergabung
dengan
Dewa sebagai vokalis.
Sejak tahun kelahirannya 1986, Dewa tampil beda dengan grup band saat itu.
Kelompok lain kebanyakan mengusung aliran musik keras. Rata-rata ber-heavy
metal. Lain dengan Dewa yang lebih sreg menyanyikan lagu-lagu berirama jazz
seperti lagu-lagu Toto hingga Casiopea. Kok terlalu soft ya? Ia dan Wawan
sempat memutuskan keluar dan bergabung dengan Outsider.
MIMPI JADI NYATA
Tahun 1992, Dewa lahir kembali. Bersama Dhany (keyboard), Erwin
Prasetya (bass), Andra Junaidi (guitar), aku dan Wawan sepakat kembali
menghidupkan Dewa. Mengingat rata-rata usia mereka sudah 19 tahun, jadi nama
Dewa 19. Tak seperti dulu yang hanya bermain satu aliran musik, mereka
memadukan banyak jenis aliran musik, mulai dari jazz, metal, pop rock hingga
jenis musik altenatif baru.
Suatu ketika di depan sekolah, Ari dan Dhany mendengarkan lagu-lagu grup
Slank. Menurutnya, Bimbim dan kawan-kawan Slank mampu mendobrak dengan warna
musik baru. Mereka pun terdorong bikin lagu dan rekaman. Tahun 1992, mereka
membuat demo lagu, lantas menawarkannya ke beberapa perusahan rekaman yang
ada di Jakarta.
Di masa-masa perjuangan itu, tak jarang mereka tidur di studio
rekaman. Senang
sekali ketika demo lagu diterima, hingga lahir album betajuk Dewa
19. Ari dan teman-teman memang optimis demo mereka diterima oleh
produser rekaman.
Ternyata, Dewa 19 memang cepat melambung. Bagaikan roket, cepat
melesat. Setelah itu, lahir album-album berikutnya Format Masa Depan
(1994),
Terbaik-Terbaik (1995), Pandawa Lima (1997), dan Bintang Lima
(2000).
Ari
bersyukur kehadiran Dewa 19 diterima masyarakat. Bahkan, penghargaan
demi penghargaan berhasil diterima. Antara lain BASF tahun 1993 dan
1995,
serta AMI Award 1997. Mimpi menjadi kenyataan. Sebelum dewa dikenal,
Ari dan Dhany memang pernah bermimpi jadi orang tenar. Saat itu, ia dan
Dhany duduk-duduk di rumah nenek Dhany. Mereka berpikir, bagaimana
rasanya
mendapatkan penghargaan dan bisa jalan-jalan ke pelosok negeri
hingga ke
luar negeri. Ternyata, keinginan kami kesampaian.
Dewa 19 menjadi kelompok musik yang digemari. Mereka pun aktif tur ke luar
kota, bahkan ke luar negeri. Mau tak mau, Ari harus meninggalkan kuliah. Ari
mengambil keputusan untuk cuti kuliah selama setahun. Ternyata, cuti setahun
masih belum cukup. Jadwal turnya padat sekali. Rasanya tak mungkin lagi
membagi waktu main musik dan kuliah. Kesibukannya bersama Dewa sangat padat.
Mulailah ia berpikir untuk berhenti kuliah.
Suatu saat dosen walinya, Pak Wahyudi, memanggilnya. Mereka sempat diskusi
mencari solusi atas masa depan Ari. Banyak yang Pak wahyudi tanyakan mulai dari
penghasilannya di musik dan cita-citaku ke depan. Hasil diskusi, dia
menyarankan aku berhenti kuliah dan konsentrasi di musik.
MANIAK MAIN MUSIK
Ya, Ari memang memilih musik. Keputusannya meninggalkan bangku kuliah,
mengecewakan orang tuanya. Namun, ia tak ambil pusing. Ari sudah terbiasa
hidup mandiri. Ia jalani hidup ini dengan keyakinan sendiri. Akhirnya, orang
tua memahami pilihannya. Tentu saja Ari semakin mantap berkarier di musik.
Harus diakui, sejak SMU hingga kuliah, Ari memang maniak bermain musik.
Begitu getolnya main musik, ia tak berpikir punya pacar. Makanya, jangan
bicara soal wanita padanya. Bahkan, ketika teman-teman lain pacaran, Ari
bahkan tak pernah memikirkannya. Ia lebih asyik main musik dan pergi naik
gunung.
Sebenarnya, sih, ada alasan lain kenapa Ari tidak mau pacaran. Apa itu?
Dalam satu hal ini, ia termasuk sosok yang kurang punya kepercayaan diri.
Soalnya, wanita yang ditaksir rata-rata adalah anak pejabat. Seperti anak
walikota dan gubernur. Ia pun memilih mereka sebagai teman saja.
Ari baru mulai pacaran ketika masuk kuliah. Enggak tahu ya apakah itu cinta
pertama atau bukan. Sebelumnya, ia memang belum merasakan pacaran. Dalam
sejarah hidup, ia hanya pacaran tiga kali. Dan pacarnya yang terakhir ini,
sekarang menjadi ibunya anak-anak.
Jalan hidupnya tak selalu mulus saat bintangnya sedang bersinar terang,
Ari malah bersahabat dengan narkoba. Selama menjadi budak putauw itu, ia
sering menghilang tak tentu rimba. Berulang kali, ia lari lagi, ia
sempat menjalani pengobatan untuk lepas. Tapi, gagal lagi, gagal lagi.
Proses ini terjadi selama 7 tahun.
Setelah melewati proses
perenungan, Ari menemukan jalan keluar atas ketergantungannya itu, ia
harus mengurangi salah satu beban hidupnya. Antara lain dengan
melepaskan karir dan kesuksesan yang sudah ia dapat. Keputusannya itu
mendapat tentangan keras dari teman-temannya di Dewa. Tetapi Ari sudah
bertekad untuk menyelamatkan jiwa dan tubuhnya lebih dahulu.
Ari lalu pulang ke Surabaya dan bergulat dengan dirinya untuk
menyembuhkan diri. Sampai akhirnya datang tawaran dari Melly Goeslaw
untuk duet. Dengan tekad yang kuat, akhirnya penikmat buku Catatan
Pinggir karya Goenawan Muhamad ini bisa lepas dari ketergantungan
narkoba. Salah satu peristiwa yang mendorongnya untuk memulihkan diri
adalah ibunya yang sakit kanker.
Ari mencoba berobat sejak
tahun 1997, dan akhirnya ia dapat bebas pada Desember 2000 lalu. Setelah
ibunya meninggal tanggal 8 Desember tahun 2000, ia hanya berobat ke
dokter sekali. Menurut Ari, yang mampu mengusir ketergantungan adalah
niatnya yang kuat.
Suami dari Vita Desy (yang punya saudara
kembar) ini mengungkapkan obsesinya untuk berkarir di bidang musik
sampai sepuasnya. Selain itu dia punya keinginan yang sangat sederhana.
Ia hanya ingin setiap pulang ke rumah, Ari melihat istri dan anaknya
sehat, makan dengan cukup dan mendapat pendidikan yang baik. Sebenarnya
itu saja intinya. Setelah Ayah dari Aura Rifanya Maharani atau Olla ini
melewati berbagai macam naik turunnya kehidupan, kesuksesan maupun
kegagalan, akhirnya yang menjadi cita-citanya hanya satu melihat
keluarga, orang-orang yang menjadi darah dagingnya, belahan jiwanya itu
hidup berkecukupan dan berbahagia.
Karier
Ari pertama kali membentuk Outsider Band sewaktu sekolah di SMA Negeri 2 Surabaya bersama Wawan Juniarso (drummer Dewa) dan Piyu (gitaris Padi). Kemudian ia bergabung dengan Lost Angels Band, yang kelak menjadi Boomerang.
Ia kemudian bergabung dengan Down Beat, yang kemudian berganti
nama menjadi Dewa, dan berubah lagi menjadi Dewa 19. Band ini menjadi
besar, dan hampir setiap album yang dikeluarkan terjual ratusan ribu
kopi. Di tengah kesibukannya menjadi personel Dewa, Ari berhasil
menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Sejak dirilisnya album Pandawa Lima tahun 1997, hubungan Ari dengan Dewa 19 mulai memburuk, terlebih ketika Ari mulai mengonsumsi narkoba dan akhirnya ia dikeluarkan oleh Ahmad Dhani sebagai anggota Dewa, dan posisinya sebagai vokalis digantikan oleh Once. Meski demikian, Ari sempat menjadi backing vocal lagu Roman Picisan dalam album Dewa Bintang Lima.
Setelah resmi keluar dari Dewa, Ari mulai menggarap album solonya. Ari muncul kembali ke dunia hiburan, tampil duet bersama Melly Goeslaw, yang kemudian sukses besar di pasaran. Tahun 2001 Ari mengeluarkan album solo pertamanya Sendiri Dulu, yang juga sukses besar dengan tembang andalannya Misteri Ilahi. Di album ini ia dibantu oleh Bebi (Romeo), Bimo Sulaksono (Romeo, ex-Netral), Erwin Prasetya (ex-Dewa 19), Andra (Dewa 19), Bongky (BIP, ex-Slank), Anto Hoed (Potret), Denny Chasmala, dan Andi Rianto.
Tahun 2003 ia kembali merilis album keduanya Keseimbangan. Pada album ini ia menggandeng musisi-musisi hebat seperti Ahmad Dhani, Piyu (Padi), Andra (Dewa), Bebi Romeo, Ricky (Five Minutes), Marshal (ADA Band, ex-Dr.PM). Tahun 2004 ia merilis album ketiganya Kulihat, Kudengar, Kurasa, dimana salah satu lagunya menjadi sound track film layar lebar dengan judul sama, Mengejar Matahari.
Ari mengeluarkan album keempatnya dengan tajuk "Selalu Ada" pada tahun 2006. Di album ini, lagu Cinta Terakhir menjadi andalannya.
Pada tahun 2007, Ari merilis album "The Best of" dengan salah satu lagunya, Aku dan Dirimu, di mana Ari duet bersama Bunga Citra Lestari.
Pada tahun 2012, Ari meluncurkan sebuah album yang diberi judul Yang Terbaik. Album ini hanya dijual di gerai KFC di seluruh Indonesia. Album ini memuat delapan single pilihan dari lima album studio
sebelumnya, ditambah enam lagu terbaru "Kisah Kita", "Karena Aku Tlah
Denganmu", "Cintailah Aku Sepenuh Hati", "Satu Cinta", "Doa Untuk Cinta"
dan "Cinta Adalah Misteri".
DISKOGRAFI
Bersama Dewa 19
Dewa 19 (1992)
Format Masa Depan (1994)
Terbaik Terbaik (1995)
Pandawa Lima (1997)
The Best of Dewa 19 (1999)
Album Solo
Sendiri Dulu (2001)
Keseimbangan (2003)
Kulihat, Kudengar, Kurasa (2004)
Selalu Ada (2006)
The Best of Ari Lasso (2007)
Yang Terbaik (2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar